Art Gallery of NSW. Foto oleh Anindito Aditomo |
Little A belajar membaca. Foto oleh Anindito Aditomo. |
Suasana foyer Galeri Seni NSW. Foto oleh Anindito Aditomo. |
Seperti yang dibilang Picasso: “When I was a child, I could draw like Raphael, but it took me a lifetime to learn to draw like a child.”
“Three Figures under a tree” Foto oleh Radityo Widiatmojo |
“The Race” Foto oleh Radityo Widiatmojo |
“Jacqueline with Crossed Hands” Foto oleh Radityo Widiatmojo |
Ketika Little A mau jalan dengan Si Ayah, saya punya kesempatan menikmati karya-karya Picasso sendirian. Ada satu ruangan yang memajang karya-karyanya yang secara simbolis menentang perang. Saya miris melihat karya-karya ini, sejatinya tidak akan ada pihak yang menang dalam perang. Lukisan ‘Massacre in Korea’ membuat saya tertegun dan berharap kejadian itu tidak nyata.
Selesai menikmati karya-karya Picasso, kami digiring menuju kios yang menjual pernak-pernik Picasso. Untuk kenang-kenangan, kami membeli beberapa kartu pos yang harga satuannya $1,95. Sebenarnya saya ingin sekali membeli poster lukisan favorit saya, Portrait of Dora Maar, sayang sekali harganya $25, hiks.