Gereja tua di tengah kota |
Kota ini kota tua, kata orang. Kota bersejarah, terutama bagi warga kulit hitam Amerika. Kota ini kecil saja. Alun-alunnya hanya memuat sebuah gereja dan kantor pos. Ruas-ruas jalannya sempit, dihimpit rumah-rumah tua yang berpadu dengan bangunan baru. Tapi sayangnya pagi ini aku tak sempat memikirkan sejarah yang dikisahkan kota ini. Yang kupikirkan adalah bagaimana cara mendapatkan magnet kulkas – cindera mata pesanan keluarga – tanpa harus terlalu lama meninggalkan hangatnya kamar hotel. Ya, udara di luar sedang dingin, sekitar minus 25 derajat Celsius. Dingin, bahkan untuk penduduk lokal, gara-gara angin kutub utara yang tahun ini menyapu jauh ke selatan.
~ Si Ayah
Trem gratis (The Free Troley) yang ngetem di depan hotel Westin |
Rumah-rumah penduduk |
Pertokoan |
Balai Kota |