Keluarga kami & tenda kesayangan di Lane Cove NP. Foto oleh Radityo Widiatmojo |
Lokasi kemah kami dan teman-teman di Lane Cove National Park |
Lokasi No.13 ini cukup luas. Ada lapangan rumput yang bisa dibuat main bola, bangku-bangku kayu untuk piknik dan bantaran sungai yang cocok untuk meluncurkan kayak. Fasilitas piknik ini juga dilengkapi tempat parkir mobil dan toilet umum yang bersih. Anak-anak dan Bapak-Bapak (dan juga Si Om) bergantian mencoba kayak yang dibawa oleh seorang teman kami. Sungai Lane Cove ini airnya tenang. Beberapa kali kami melihat perahu dan kano lain yang melintas.
Little A main bola, tetep pakai dress pinky :p |
Big A dan Si Om main kayak di Lane Cove river |
Menjelang makan siang, kami mulai menyalakan mesin barbekyu portabel berbahan bakar gas. Saya selalu senang kalau ada acara barbekyu seperti ini karena yang bertugas masak adalah Bapak-Bapak. Sementara itu, Ibu-Ibu bisa ngobrol karena anak-anak juga asyik bermain dengan teman-temannya. Saya biasanya kebagian membuat salad sayuran yang mudah banget karena tinggal memotong-motong sayuran segar dan menuang salad dressing. Salad sayuran andalan saya adalah campuran iceberg lettuce, coss lettuce, daun rocket yang agak pahit, baby spinach yang manis, grape tomatoes dan timun Lebanon. Kadang salah ini saya campur dengan avokad kalau sedang tidak mahal 🙂 Dressing favorit saya adalah Italian dressing yang terbuat dari cuka dan Italian herbs.
Piknik di bawah pohon teduh di Lane Cove NP |
Apa menu kemah yang kalian ingat ketika pramuka dulu? Mie instant dan kornet? Atau sarden dan mackarel kalengan? Di sini, menu standar kemah adalah daging barbekyu plus salad segar. Di Kiama, kami bakar-bakar ikan, sementara di Lane Cove kami membakar daging domba dan daging sapi. Tinggal di Aussie membuat kami kreatif membuat bumbu rendaman untuk barbekyu. Si Ayah juga punya resep rahasia untuk merendam daging steak ini, dengan bahan dasar kecap manis 🙂 Tanpa bumbu istimewa pun biasanya daging domba dan sapi dari Australia ini sudah cukup enak dan cepat empuk. Apalagi dengan campuran bumbu spesial dan kecap manis dari Indonesia. Hmm, rasanya oke banget, dimakan dengan salad segar. Nggak pakai nasi juga sudah kenyang.
Kemah kali ini juga merupakan debut chef Radityo yang aslinya adalah fotografer. Bakatnya memang dobel-dobel 😀 Tiap pagi kami disuguhi sarapan istimewa: nasi goreng teri di hari pertama dan nasi mawut dari sisa-sisa makanan semalam, lengkap dengan sambal bajak dan sambal kecap.
Si Om yang merangkap jadi chef di camp site kami |
~ The Emak